Dee (Dewi Dee
Lestari) , seorang penulis Indonesia yang sudah tidak diragukan lagi
kemahirannya dalam dunia sastra. Masih belum percaya ? Buku Dee telah berhasil
di filmkan 1 tahun belakangan ini,berarti dapat disimpulkan bahwa pembaca buku
Dee menginginkan buku tersebut dpt digambarkan dengan nyata yaitu dengan cara
dibuat film agar para pembaca dapat lebih merasakan isi dari buku Dee tersebut.
Dimulai dari perahu kertas yang tayang di
bioskop pertengahan Desember 2012, kemudian disusul Rectoverso pada bulan Februari 2013, dan bergembiralah kalian
penggembar Dee, karena bakal ada 1 buku lagi yang bakal di filmkan. Uda pada
tau jawabannya ?? yaa benar haha. MADRE.
Buku Madre
dirilis bulan Juni 2011, dan merupakan Buku ketujuh Dee. Buku ini adalah kumpulan 13 cerita pendek
hasil karya Dee selama lima tahun. Dan sudah tayang di bioskop-bioskop Indonesia
tanggal 28 Maret 2013. Wait wait! Sebelum nonton filmnya, alangkah baiknya,
kalian membaca dulu resensi buku tersebut. Iya kan? Iyaa dong :D
Dimulai dari arti kata
Madre,pasti penasaran kan? Sebetulnya apa arti MADRE? Apakah itu sebuah nama ?
Atau hanya sebuah kata yang tidak ada artinya??? Jawabannya . .
MADRE dalam bahasa Spanyol
berarti Ibu. Dan di dalam Buku ini diartikan sebagai biang roti yang sangat
tua. Mungkin karena Madre adalah ibunda dari segala adonan yang ada di Toko
Roti Tan de Bakker, akhirnya Dee memberi nama tersebut sebagai judul Bukunya J.
Kisahnya diawali dari wafatnya Tan Sin Gie,
seorang kakek keturunan Tionghoa. Beliau memberikan sebuah warisan kepada
Tansen, cucunya – pemuda berusia 27 tahun. Selama ini Tansen tak pernah tahu
kalau seperempat darah miliknya berasal dari kakeknya yang beretnis Tionghoa
dan seperempat darah India dari neneknya. Keduanya meninggalkan sebuah warisan
bernama MADRE. Sang kakek yakin, hanya keturunan langsungnyalah
yang dapat menghidupkan kembali toko roti yang sudah berdiri sejak tahun 60-an
ini.
Sedangkan cucunya, Tansen adalah
seorang surfer yang memilih hidup bebas tanpa jeratan rutinitas.
Tansen bertemu dengan pembaca blognya yang juga pengusaha toko roti ‘FAIRY BREAD’ bernama Meilan Tanuwidjaja. Awalnya Mei tertarik untuk membeli MADRE, tapi akhirnya ia memutuskan untuk bekerja sama dengan Tansen menjual roti klasik. Hubungan kerjasama ini berubah menjadi hubungan yang istimewa, ada benih-benih cinta yang tumbuh diantara mereka.
Tansen bertemu dengan pembaca blognya yang juga pengusaha toko roti ‘FAIRY BREAD’ bernama Meilan Tanuwidjaja. Awalnya Mei tertarik untuk membeli MADRE, tapi akhirnya ia memutuskan untuk bekerja sama dengan Tansen menjual roti klasik. Hubungan kerjasama ini berubah menjadi hubungan yang istimewa, ada benih-benih cinta yang tumbuh diantara mereka.
Dipersimpangan, Tansen yang
begitu addict nya menyukai ombak,
kebebasan, dan penyendiri harus memutuskan. Apakah akan menerima “Madre” serta Mei yang telah mencuri hatinya?
Buku Madre ini tak senikmat
Filosofi Kopi karena isinya campur aduk ,ada cerpen petualangan, percintaan, curahan
hati Dee, bahkan ada juga puisi/lagu-lagu tentang pahlawan kemerdekaan tidak
seperti filosofi kopi yang mempunyai benang merah yaitu pencarian jati diri.
Madre bisa membuat kita tertawa, tapi tak selama Petir.
Walaupun demikan,Buku Madre
membuat pembaca tenggelam dalam alur ceritanya, bahasa sehari-hari tertuang
dalam buku ini sehingga mudah dicerna oleh pembaca.
Jadi bagi kalian yang pernah
mengalami peristiwa-peristiwa yang kadang gak sepenuhnya realistis, buku ini
dapat menjadi referensi yang tepat J.
Mungkin setelah kalian membaca resensi ini kalian bakal buru-buru menonton film
madre yang dibintangi aktor Vino G sebastian ini. ayoo cepat nonton
saja tayangannya di
bioskop-bioskop seluruh Indonesia tanggal 28 Maret 2013 \^o^/.
lestari puji rahayu
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar